Jumat, 03 Agustus 2012


Siswa sebagai subjek sekaligus objek dalam dunia pendidikan sangat erat hubungannya dengan dunia internet. Bagi mereka internet merupakan sebuah kebutuhan primer dalam melakukan proses pembelajaran di segala bidang studinya. Internet ini merupakan sebuah teknologi yang cukup menarik perhatian siswa khususnya remaja.
Di sekolah yang saya ajar sekarang memiliki visi dan misi “Smart and Good of Technology. Di sini siswa harus terampil menggunakan internet. Alhasil, mereka sudah sangat mahir dengan perangkat internet. Sebagai seorang pendidik tetap saja sebisa mungkin kita memprotek siswa untuk menggunakan internet sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya dengan harapan  adanya kreativitas yang muncul pada siswa dari sebuah internet.
Syukurlah apa yang diharapkan pihak sekolah terealisasi. Tanpa sekolah ketahui, para siswa membuat sebuah video-video unik untuk meramaikan  lomba Heavy Rotation dance cover dari pocary sweat.  Pada lomba ini, peserta dituntut  merekam  dan mengedit aksi grup dancenya yang terdiri dari empat orang yang harus disesuaikan dengan tutorial. Peserta diwajibkan menggunakan botol pocari sweat untuk menjadi mic-nya dengan diiringi lagu JKT 48. Kemudian di kirim ke you tube.
Video-video yang dibuat siswa menarik walaupun sederhana. Makin meriah di sekolah karena salah satu siswa merupakan anggota JKT48. Hampir seluruh siswa ramai dan saling bersaing. Ramai dengan sibuk menshare video lewat BBM, facebook, twiter, whats up, dan sebagainya. Saya jadi ikut-ikutan heboh dengan hampir setiap hari membuka you tube. Saya yakin dari keramaian-keramaian itu siswa sedikit melupakan kegiatan-kegiatannya dalam penggunaan internet yang tidak bermanfaat.
Dari aksi-aksi siswa saya tersebut, saya berharap pihak-pihak mana pun dapat membuat lomba atau event yang menggugah kreativitas siswa khususnya dalam penggunaan internet.
Di bawah ini adalah video-video siswa saya yang beredar di you tube…like ya..

 

Ini Juga yaaaa....like jugaaaa

 

Rabu, 02 November 2011

Cinta Pertama Bukan Berarti Pacar Pertama

Tepat jam 02.45 dini hari, aku terbangun dengan tersentak, karena suara tangisan anakku yang masih berumur sembilan bulan menghentikan mimpi indahku. Dengan gontainya aku bangun, dan menuangkan dalam botol susu 2 sendok susu beserta 120 ml air. Kuberikan pada anakku, dengan hitungan detik anakku memejamkan matanya kembali sambil mulutnya terus menyedot susu.

Aku pun berusaha memejamkan mataku kembali dan meraih mimpi indahku, tapi mengapa pagi itu mataku tak bisa terpenjam apalagi terlelap. Aku lalu membuka laptop dan berusaha manuliskan semua pikiran dan perasaanku. Kebiasaanku adalah suka tiba-tiba ingin menulis. Ya, aku teringat ingin membuat tulisan untuk seorang teman. Temanku yang sedang tertidur lelap dengan mimpi-mimpinya. Ditemani oleh beberapa bantal dan guling, dan mungkin saja dia sedang mendekap guling tersebut dengan hp masih ditangannya. Hmm…mudah-mudahan dia tidak lupa membaca doa sebelum tidur.

Aku mulai…

Kau lahir pada tanggal 1 Januari 1982. Lebih muda dariku. Aku mengenalmu sejak kau datang sebagai murid baru di sekolahku. Kau datang untuk bergabung dengan kami. Aku yakin, kau merasa aneh dengan lingkungan pedesaan yang penuh keterbatasan.  Kau begitu tampak keren dibandingkan teman lelaki yang lain. Aku cukup kagum padamu pada saat itu, karena kau berbeda dengan yang lainnya.

Keluguanku begitu tampak, setiap aku bertemu denganmu, jantungku berdegup kencang, bibirku kelu, dan tubuhku seakan gemetar.  Ketika itu aku tak bisa menutupi rasa kagumku. Kau adalah cinta pertamaku, tetapi bukan pacar pertamaku. Aku merasa jadi pujangga saat itu, kita seperti menjadi seorang penulis yang handal saat itu. Kita menulis tentang rasa sehingga bertambahlah koleksi surat di kotak surat rahasiaku. Begitu aneh, pada zaman itu. Pacaran tapi tak pernah duduk berdua apalagi bercanda. Syukurlah sehingga rasa itu tetap menjadi begitu indah dan membuat penasaran.

Mungkin hanya sekejap, tetapi serasa begitu membekas dihati. Kau pernah menjadi cerita hidupku.
Kau lelaki yang bersuara renyah, lelaki yang tegar dan mandiri. Pada saat itu, kebetulan kau jauh dari keluarga yang lengkap, tapi kau selalu terlihat ceria. Lelaki yang sangat tertutup, itu kesanku padamu, dan sampai saat ini aku tak tahu cerita tentang keluargamu. Kau mengajariku untuk lebih peduli dengan hidupku sendiri. Aku pernah melihatmu membeli sebuah sapu. Aku saja yang seorang perempuan tak pernah membeli hal semacam itu. Aku makin kagum padamu. 

Kau tumbuh menjadi pria dewasa. Dengan sayapmu kau mengembangkan hidupmu. Dengan kedua kakimu kau melangkahi semua imajinasimu. Kedua matamu menatap luas seluruh nadi kehidupan. Waktu itu aku, selalu ingin tahu keberadaanmu. Sampai suatu ketika kuliah, kita pernah dekat walau tak saling mengungkapkan rasa. Bagiku itu sudah cukup. 

Kau begitu manja sampai terkadang menutupi ketegaranmu. Aku pernah sekali mengantarmu pergi berziarah ke makam almarhum ayahmu. Kau selalu memegang tanganku. Sungguh saat menulis ini, aku meneteskan air mataku. Aku tak pernah lepas menatapmu pada saat itu. Ketika kulihat kau meneteskan air mata dengan doa-doa yang kau panjatkan untuk almarhum ayahmu. Ingin rasanya aku mendekapmu saat itu dan memberikan kata-kata penghiburan. Tapi rasanya badanku terasa kaku, bibirku terasa beku, dan tangan-tanganku terasa jauh untuk menggapaimu. Dalam batinku, kau lelaki yang begitu penyayang, melankolis, dan penuh dengan kedramatisan, tapi kau bukan lelaki yang romantis. Mungkin kau tahu itu. 

Kau adalah lelaki pertama yang mencium pipiku. Sungguh tak terkira saat kau mencium pipiku, ingin rasanya aku membalas mencium pipimu, tapi tetap aku begitu kaku dan salah tingkah. Mudah-mudahan kau tidak lupa, atau mungkin saja melupakan karena tak begitu berarti bagimu. Sekali lagi tulisanku ini bukan sebuah rayuan, tapi kejujuran. Sejak itu aku semakin tahu bahwa cinta itu logis, cinta itu petualangan, dan cinta itu mengalami. Yang paling penting adalah cinta itu memaafkan. Jika memaafkan berarti tidak untuk melupakan.
Dulu aku selalu mendambakan kau mengajakku untuk hidup bersama, entah mengapa Allah lebih tahu kita mempunyai jalan yang berbeda. Hidup itu sebuah pilihan. Kau selalu bilang padaku untuk selalu bersyukur. Kau selalu setia mendengar curhatanku, walau kau tak pernah berani menemuiku untuk menghapus segala kesedihanku. Kau selalu bilang padaku, kau memilih hidupmu dan kau harus menanggung risikonya.

Sekarang aku sudah menikah dengan suami yang aku cintai. Belajar darimu, aku mencoba untuk selalu bersyukur. Berbeda denganmu, kau belum menikah.  Aku tahu kau lelaki yang yang penuh dengan komitmen hidup. Kau lelaki yang sangat tegar, kokoh, dan penyayang. Bagimu, menikah itu adalah hal yang sangat sakral. Kau lelaki yang penuh dengan idealisme. Rencana hidupmu akan lebih baik dibanding kemarin. Mungkin kau sedang mengoleksi wanita-wanita kemudian kau seleksi dan akhirnya kau pilih. Hehehe..

Usiamu bertambah sekarang. Usia 29 adalah usia yang paling penting menurutku. Mengapa aku berpendapat seperti itu? Karena usia 29 adalah usia persinggahan untuk menuju ke angka 30. Psikologis hidup yang berbeda, foilosofi hidup yang berbeda. Semoga kamu akan melewatinya dengan penuh kesabaran. Tahun ini kisah hidupmu akan makin bertambah. Kisah sedih dan akan lebih banyak kisah bahagia yang akan mengisi hidupmu. Kau akan makin percaya diri dengan menegakan kepalamu dan melihat apa yang ada di hadapanmu. Raih dan gapai semua mimipi indahmu.

Aku sangat berharap dan menunggu kau memberikan undangan pernikahan kepadaku, walau mungkin akan sedikit teriris hatiku. Aku pasti akan bahagia melihatmu bersanding di pelaminan dengan wanita pilihanmu.

Minggu, 30 Oktober 2011

Bagiku Cinta Itu Memaafkan

Bagiku cinta itu adalah memaafkan. Maka aku yakin dengan cinta tak perlu saling melupakan. Aku tak pernah lupa denganmu. Wanita yang begitu mempesona. Wanita yang membuat hari-hariku seperti di dunia bunga.  Bunga mawar yang menandakan hidupku penuh dengan tantangan. Bunga melati yang mengajariku untuk selalu tulus. Bunga anggrek yang menyejukkan hatiku. Yang pasti hidupku semakin menawan
Bagiku memilikimu bukanlah hal yang utama. Memandangmu, memperhatikanmu sudah sangat luar biasa bagiku. Tak pernah sedikit pun aku lengah akan hal itu. Hingga suatu hari aku merasakan sebuah kehilangan. Kehilangan yang sangat mendalam. Kau tak tampak dimataku.

Ya Allah, dimanakah hidupku? Aku seakan mati. Bernapas dengan satu bilik jantung, mulutku seakan kering. Keringatku dingin. Bibirku kelu. Mataku tak dapat memandang dengan jelas, remang. Kakiku tak bisa untuk berlari mencarimu. 

Aku tak berusaha bertanya kepada orang-orang di sekelilingku. Aku ingin mencari dengan hatiku, seperti biasa. Aku bisa menemukanmu dengan sangat cepat. Tapi kali ini, kau tak ada. Jejak kakimu saja aku tak bisa mengendusnya. Aku berusaha untuk bersabar. Ku berusaha mencari dirimu. Di setiap sudut ruangan. Sungguh, ingin rasanya aku menenggelamkan diriku di laut agar tubuhku terisi dengan air dan aku mati terdampar di tempat yang tak ada seorang pun mengenaliku.

Pagi ini aku diajak menemuinya di rumah sakit. Rasa itu kembali muncul. Rasa di mana hidupku seperti di dunia bunga. Tak ada alasan aku tuk menolak. Aku datangi rumah sakit dengan penuh percaya diri. Aku masuk ke dalam ruangan. Kulihat ayah dan ibunya sedang mendampinginya. Senyum mereka penuh dengan kebohongan. Senyum yang sengaja dibuat untuk menyembunyikan kesedihan. Aku salut pada mereka. Mereka sangat kuat. Sekuat karang. Tetap kokoh setia mendampingi putrid satu-satunya. Kuhampiri Nira. Matanya yang hampa tak mau memandangku. Dia tetap melihat atap yang baginya tak pernah bergerak. Aku tetap memberikan senyum walau tak dihiraukan. Matanya selalu mengeluarkan air mata. Subhanallah, air mata itu tak henti-hentinya mengalir seakan membajiri tubuhku.

Orang tuanya menceritakan kepadaku bahwa Nira terjatuh dari tempat duduk spesialnya. Dia sempat muntah, tetapi sesudah itu dia tak merespon apa-apa, hanya mengeluarkan air mata. Hatiku berteriak.  Mengapa aku tak bisa apa-apa untuk membantumu.

Nira, walaupun engkau cerebal palsy , aku sangat mencintaimu. Cintaku tak beralasan. Walau engkau berbeda dengan wanita lain, engkau tak bisa berjalan hingga remaja. Tapi hatimu tumbuh seperti emas yang sangat bernilai hargamya. Perhatianmu, tawamu, belaianmu, kata-katamu begitu membuatku seakan menjadi pangeran. Nira, kemana senyummu?tawamu?belaianmu?kata-katamu? Tubuhmu diam. Aku yakin engkau sedang bersedih, air matamu tak hentinya mengalir. Ingin rasanya aku goncangkan dia, memaksanya untuk bicara.

Aku duduk disampingnya. Aku raih tangannya yang tanpa respon. Lesu lunglai. Aku ciumi tangannya yang lembut. Aku paksa tangannya untuk membelaiku. Aku bisikan doa-doa ditelinganya yang begitu wangi sewangi parfummu. Nira hanya mengeluarkan air mata dan kulihat air matanya semakin deras. Aku hapus air matanya dengan usapan-usapan tanganku. Kucium pipinya dengan lembut hingga seorang suster harus menghentikannya karena keadaan Nira semakin kritis. Air mataku jatuh tak terhingga. Aku menjadi cengeng.  Orang tuanya menyarankanku untuk pulang karena kondisi Nira semakin tak stabil sejak kedatanganku.

Esoknya aku mendapati sebuah surat yang bertuliskan…..

Iim, aku memang berbeda dengan yang lain…Aku seorang cerebal palsy  yang tak bisa berbuat apa-apa untuk melayanimu. Engkau mengajariku banyak hal. Cinta, kesetiaan, ketulusan, kasih sayang. Aku sangat kagum padamu. Engkau tak malu selalu mendampingiku. Kau tetap setia menemanikun. Semoga engkau tetap percaya dengan cinta itu memaafkan. Aku mencintaimu…Amat sangat mencintaimu…seperti puisi yang sering kita baca ketika kita menunggu hujan reda…
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, dengan kata yang tak pernah terucapkan kayu kepada api yang menjadikannya tiada
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana dengan kata yang tak pernah terucapkan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada…

Surat yang kubaca menjadi basah dengan air mataku…

Sabtu, 29 Oktober 2011

Rasa

Sering sekali aku merasakan dilidahku berbagai macam rasa
tapi aku lebih suka rasa manis
kadang rasa pedas pun aku rindu
Entahlah....
lama kelamaan aku juga harus membuat rasa
karena rasa harus aku buat menurut selera

Ada orang bilang lagi sebel rasanya melihat....
ada juga yang bilang rasanya pendengaranku membosankan

Rasa....
hari ini pun aku merasakan ...
aku, kamu, dia, kalian, mereka sedang terbuai dengan rasa...

Ayah

Terkadang....
aku ingin terbang bersamamu
atau hanya bertemu saja

Terkadang....
aku ingin melupakan itu
atau tidak sama sekali kuingat

Tapi mungkin saja....
kamu sedang ada disampingku
atau membelai rambutku
dengan sentuhan dan doa

Sungguh...
Aku sangat merindukanmu
sangat ingin dekat denganmu
bercerita, bermimpi
saling merasai...

Begitu indahnya....
ketika kau cium rambutku
seakan kasih sayang merasuki tubuhku..

Aku yakin cinta kita
tak pernah akan hilang
karena terlalu banyak darahmu mengalir ditubuhku